Masa muda adalah masa yang sangat dinamis. Inilah
masa ketika tubuh masih terasa kuat dan segar, dan
kegiatan-kegiatan masih terasa menyenangkan. Banyak
remaja menjalani hari-harinya dengan hal-hal yang
baik.Ada juga remaja yang mengisi hari-harinya
dengan hal-hal yang dapat merusak diri. Kisah
Augustinus dari Hippo menjadi rujukan yang baik
tentang memaknai masa muda dalam Tuhan. Melalui
pelajaran ini, dengan belajar dari Augustinus,
remaja diajak untuk memaknai masa mudanya dengan
bersandar selalu kepada Allah.
Penjelasan Teks
_____________________ |
Banyak pakar Alkitab memperkirakan kitab
Pengkhotbah ditulis oleh seorang bijaksana
pada masa tuanya. Penulis kitab ini (selanjutnya
ditulis Qohelet) mengingat perjalanan
hidupnya dan berefleksi atas pengalaman
hidupnya, secara khusus pengalaman masa
mudanya. Qohelet memahami bahwa pada
masa muda, orang punya gairah dan semangat
yang besar.
Qohelet menuliskan pesan,"Ingatlah akan
Penciptamu pada masa mudamu!" (Pkh. 12:1).
Dengan mengingat Allah Pencipta, menurut
Qohelet, orang muda tidak akan tersesat
dalam pencarian jati diri. "Ingat akan
Pencipta" menjadi prinsip utama untuk
menjalani dunia kehidupan yang penuh godaan
dan tantangan. Prinsip ini menolong agar
orang muda menjalani hari-hari secara
bermakna, tidak sia¬sia.
Mengapa Qohelet berpesan agar orang
pada masa muda mengingat Allah Pencipta?
Oleh karena ketika usia bertambah, orang
akan mengalami masa tua. Hal ini digambarkan
dengan "matahari dan terang, bulan dan
bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan
datang kembali sesudah hujan (ayat 2).
Qohelet tampaknya hendak memberikan
gambaran-gambaran perubahan diri yang akan
terjadi, secara khusus berkaitan dengan
keadaan tubuh yang menjadi lemah di masa tua.
Hal ini ditunjukkan dengan kiasan (metafor)
peralihan "matahari... bulan dan bintang"
serta "terang ... gelap". Ungkapan "awan—awan
datang kembali" menunjuk pada kondisi alam
saat Qohelet menuliskan bagian ini,
yaitu Palestina saat musim salju. Pada musim
salju kecenderungan langit di Palestina
sesudah hujan maka langit akan tertutup awan
lagi kemudian hujan lagi.
Qohelet kemudian melanjutkan pemaparannya
tentang perubahan diri dengan gambaran
sebagai berikut:"Pada waktu penjaga-penjaga
rumah gemetar, orang-orang kuat membungkuk,
dan perempuan-perempuan penggiling berhenti
karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat
dari jendela semuanya menjadi kabur, dan
pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan
bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara
menjadi seperti kicau burung, dan semua
penyanyi perempuan tunduk" (ayat 3-4). Ini
hendak menjelaskan keadaan fisik orang pada
masa tua, yaitu tangan dan kaki yang lemah,
badan yang membungkuk,gigi-gigi yang tidak
lengkap dan penglihatan yang berkurang
kemampuannya, serta penurunan kemampuan
mendengar.
Selain perubahan fisik, Qohelet
juga mengingatkan hal kemampuan
psikis pada masa tua:"Orang menjadi
takut tinggi, dan ketakutan ada di
jalan, pohon badam berbunga,
belalang menyeret dirinya dengan
susah payah dan nafsu makan tak
dapat dibangkitkan lagi" (ayat 5).
Ketika orang semakin tua, ketakutan
demi ketakutan akan dialami. Pohon
badam berbunga menggambarkan rambut
putih yang mulai tumbuh. Qohefet
terus mengingatkan banyak hal yang
akan berakhir pada masa tua.
Kehidupan tidak seindah ketika masih
muda.Tubuh akan semakin lemah dan
rusak (ayat 6); dan pada akhirnya
semua akan kembali kepada Allah
Pencipta (ayat 7).Tidak ada yang
kekal di dunia ini.Orang muda akan
mengalami kefanaan diri. Oleh karena
itu, agar hidup tidak berlalu begitu
saja dan sia-sia, orang sejak muda
seharusnya mengingat Allah
Pencipta.Allah Pencipta menuntun
hidup di masa muda. |
 |
Pengenaan
____________________ |
Pada dasarnya remaja sedang
menjalani perziarahan hidup pada
masa mudanya. Dalam perziarahan
itu.remaja mengalami ini-itu dan
mencoba-coba ini-itu. Remaja
berusaha menemukan jati dirinya
untuk masa depan yang bermakna dan
yang tidak sia-sia.
Ada seorang tokoh gereja pada masa
awal perkembangan kekristenan
mengalami perjalanan hidup yang
berliku-liku pada mudanya. Dia
adalah Agustinus dari Hippo. Pada
masa muda Agustinus belajar dan
membaca banyak buku. Dia berusaha
memuaskan dahaga akan damai
sejahtera. Namun, satu hal yang
tidak ia pelajari adalah Kitab Suci
dan pengetahuan tentang Allah.
Agustinus ternyata memperoleh bukan
damai sejahtera. melainkan keresahan
dan kegalauan dalam perziarahan
hidup masa mudanya. Setelah membuka
diri dan menerima Kristus secara
total dalam hidupnya, ia pun
merasakan damai sejahtera.
Masa muda merupakan masa yang penuh
dengan segala kemungkinan. Pada masa
ini remaja membentuk jati dirinya.
Sementara itu, dunia kehidupan
menawarkan berbagai tantangan dan
godaan yang mampu entah membangun
atau merusak hidupnya. Melalui kisah
Agustinus, remaja belajar untuk
menjalani hari-hari di masa muda
dengan berjalan bersama dengan Allah
dalam tuntunan Yesus Kristus dan
persekutuan Roh Kudus.
|
|
Langkah-langkah Penyampaian
___________________________ |
1. Awali dengan melakukan Kegiatan
2. Sampaikan bahwa masa muda adalah masa
yang penting dan menentukan hidup (lihat
Fokus).
3. Ajak remaja memahami pesan Pengkhotbah
dalam mengisi masa muda (lihat Penjelasan
Teks).
4. Sampaikan bahwa Augustinus menjalani
perziarahan hidup pada masa mudanya dan ia
tiba pada kedamaian sejati dengan kembali
kepada Kristus (lihat Pengenaan dan Lampiran).
5. Akhiri dengan Ilustrasi.Ajaklah Remaja
mengisi hari-hari dengan menjalin relasi
dengan Tuhan.
|
Kegiatan
_____________________
1. Remaja dibagi ke dalam beberapa kelompok
2. Setiap kelompok mendeskripsikan:
• hal-hal positif yang dapat dilakukan pada
masa muda
• hal-hal negatif yang biasa menjadi godaan
yang menyesatkan
3. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
|
Ilustrasi
_____________________ |
Lagu "Masa Muda Sungguh Senang"
Masa muda sungguh senang.
Jiwa penuh dengan cita-cita.
Dengan api yang tak kunjung padam.
Selalu membakar dalam kalbu.
Masa mudaku masa yang terindah.
Masa Tuhan memanggilku.
Masa mudaku masa yang kukenang.
Kutinggalkan s'mua dosaku.
La..la..la..la..
Ku tak tahu kerjanya Roh.
Tuhan t'lah sadarkan s'mua dosaku.
Dia panggilku 'tuk mengikut Dia.
Haleluya, aku t‘ rima Yesus.
Lampiran
_____________________
Agustinus dari Hippo
 |
Aurelius Augustinus lahir pada 13
November 354 di Tagaste,
Algeria,Afrika Utara. Ia dibesarkan
dan dididik di Karthago, dan
dibaptis di Italia. Ibunya, Monika,
adalah seorang pengikut Kristus yang
saleh. Sementara ayahnya, Patrisius,
seorang yang tidak menganut agama.
Augustinus adalah seorang yang
sangat cerdas. Setelah menyelesaikan
pendidikannya, ia menjadi dosen
retorika di kota Milano pada 384.
Pada usia 30 tahun karir Augustinus
semakin bersinar. Ia dikenal sebagai
seorang pengajar yang sangat
disegani di Milano.
Pada suatu hari, ketika sedang
mempersiapkan sebuah pidato penting
di hadapan kaisar,Augustinus melihat
seorang pengemis mabuk di jalan yang
tampak begitu bebas dan tidak
diliputi kecemasan dibandingkan
dirinya. Hal ini membuat Augustinus
semakin hari merasa semakin gelisah.
Ia merasa jiwanya kosong. Padahal ia
sudah membaca banyak buku. Namun, ia
tidak menemukan kebenaran dan damai
sejahtera.
Monika, ibu Augustinus, tidak pernah
bosan mengingatkan dan mendorong
Augustinus untuk membaca Kitab Suci
agar anaknya itu dapat menemukan
kebenaran dan kedamaian yang sejati.
|
Namun,Augustinus meremehkan nasihat ibunya.
Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan
tidak akan menambah pengetahuannya. Pada
usia 31 tahun Augustinus mulai tergerak
hatinya untuk kembali kepada Tuhan berkat
doa-doa ibunya serta berkat ajaran Ambrosius,
Uskup kota Milan. Namun,Augustinus belum
bersedia dibaptis karena belum siap untuk
mengubah sikap hidupnya yang bergelimang
kemewahan.
Pada suatu hari Augustinus mendengar tentang
dua orang yang bertobat setelah membaca
riwayat hidup Antonius Pampa. Augustinus
merasa malu. Ia berbicara dengan Alypus
sahabatnya,"Apa yang kita lakukan?
Orang-orang yang tak terpelajar memilih
surga dengan berani.Tetapi kita, dengan
segala ilmu pengetahuan kita, demikian
pengecut sehingga terus hidup bergelimang
dosa!" Dengan hati sedih,Augustinus pergi ke
taman dan berdoa,"Berapa lama lagi, ya Tuhan?
Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan
dosaku sekarang?" Pada saat itu, ia
mendengar seorang anak menyanyi
berulang-ulang,"Ambillah dan bacalah!"
Augustinus mengambil Kitab Suci dan membaca
ayat, "Marilah kita hidup dengan sopan
seperti pada siang hari... kenakanlah Tuhan
Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata
terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk
memuaskan keinginannya." (Roma 13:13-14).
Augustinus terpukau oleh pengalaman iman
karena nyanyian anak-anak itu. Saat itulah
Augustinus bertekad untuk menjalani hidup
yang baru. Ia meninggalkan hidup lama yang
penuh kegelisahan dan mengalami hidup yang
dipenuhi oleh damai sejahtera. Pada tahun
388, setelah ibunya wafat, Augustinus pulang
ke Afrika. Ia menjual segala harta miliknya
dan membagi-bagikannya kepada orang miskin.
Ia selanjutnya menjadi uskup kota Hippo.
Selanjutnya Augusttnus menjadi seorang
pengkhotbah ulung. Ia juga dikenang sebagai
pemimpin gereja yang menanggapi secara gigih
ajaran-ajaran yang menyimpang dari iman
Kristen.
Augustinus menulis surat-surat,
khotbah-khotbah, dan buku-buku, serta
mendirikan biara di Hippo untuk mendidik
biarawan-biarawan agar dapat mewartakan
injil ke berbagai tempat.Augustinus wafat
pada 28 Agustus 430 di Hippo dalam usia 76
tahun. |
|